Senin, 25 Juni 2012

Your Gift

Aku heran, mengapa sekarang saat seorang teman berulang tahun, hampir selalu ada acara surprise yang biasanya sebuah tindakan jahil dengan melempar orang yang ulangtahun dengan air, tepung, bahkan telur. Well, aku pun tak tahu sejak kapan “tradisi” itu muncul dan siapa pencetusnya. Sebuah tradisi yang lebih parah dari jahil. Tidak menyenangkan malah. Parahnya lagi, “senjata” yang digunakan untuk melempar terkadang sangatlah menjijikkan, seperti air limbah dan telur busuk. Tak hanya berupa lemparan. Ada versi lain yaitu menceburkan orang yang sedang berulang tahun ke dalam kolam. Tapi jangan salah, karena kolam yang digunakan tak selamanya merupakan kolam renang dengan air yang biru bersih dengan cahaya yang memantul-mantul. Karena tak semua orang memiliki kolam renang di halaman rumahnya, atau tak semua orang merayakan ulang tahun di sebuah tempat yang memiliki kolam renang di dalamnya, kolam ikan dengan air hijau dan sangat keruh dan berbau amispun jadi. Hal tersebut notabene membuat “target” atau orang yang sedang berulang tahun mengalami hal yang sangat tiak mengenakkan, karena harus rela kotor dan bau yang tidak sedap dari senjata-senjata tersebut. Saat target sedang melintas menuju jalan pulang, misalnya, tentu orang-orang yang dilewati akan sangat terganggu dengan aroma amis atau busuk tersebut. Sebenarnya, apa sih tujuannya? Memberi kenangan yang tak akan terlupakan? Salah besar menurutku. Tak semua orang mengharapkan diperlakukan seperti itu di hari spesialnya. Jika para “tersangka” tersebut berdalih bahwa tidak perlu banyak biaya untuk itu, kurasa itu bukanlah jawaban yang begitu masuk akal. Oke, sekarang harga terus naik, termasuk untuk aksesoris yang biasa digunakan sebagai hadiah. Namun, bukankah masih banyak hal positif yang dapat dilakukan sebagai hadiah? Bukankah dengan menjadi teman yang baik dan selalu ada untuknya adalah lebih dari sekedar cukup daripada sebuah barang semahal apapun itu? Bukankah persahabatan, perswaudaraan, kasih sayang, dan perhatian tidak dapat dikonversikan dengan mata uang apapun? Jikalaupun ingin memberi sebuah benda yang bisa mengingatkannya akan dirimu, menurutku lebih baik memberinya benda yang berguna dan dia butuhkan. So, masih mau memberi “hadiah yang mengerikan” semacam itu pada teman dan orang-orang terdekatmu? I think you should think more than twice and I hope this would give you a little light to enlight you guys :)

Minggu, 24 Juni 2012

Entah

Entah karena apa aku memiliki rasa ini padanya, rasa yang aku sendiri pun tak tahu apakah itu kagum, suka, ataukah cinta. Aku tak tahu apakah aku hanya kagum padanya yang tanggap memberi solui dalam hampir setiap masalah yang kami terima di organisasi yang baru kuikuti itu. Dia bukanlah eorang yang teramat rupawan, biasa aja. Dia juga bukan eorang ikhwan eperti yang selama ini ku dambakan. Dia hanya seorang yang baru kukenal sekitar sebulan lalu. Tak lebih. Tapi mengapa aku senang saat berbicara dengannya yang menurutku dewasa dan bersosok seorang pemimpin yang spontan, tegas, tapi lembut. Aku takut rasa ini salah. Ingin aku berteriak dan menangis. Seandainya ada semacam media sosial atau perangkat lunak yang dapat langsung menghubungkanku dengan Tuhan sehingga aku dapat langsung bertanya dan Sang Maha Kuasa bisa langsung menjawab kegalauanku ini, aku tak akan bimbang seperti saat ini. Entah mengapa sering terbayang wajahnya saat aku memejamkan mata. Entah mengapa aku tiba-tiba teringat dan memikirkannya. Bahkan saat aku berdoa pada Sang Pemberi Cinta untuk menjodohkanku dengan orang yang terbaik menurutNya, bayangan wajahnya terlintas, jelas. Aku takut jatuh. Aku takut bersalah dan menyesal di akhir. Aku ingin menekan rasa ini dan menutupnya rapat-rapat, tapi sanggupkah aku? Aku telah berjanji pada orangtuaku dan diriku sendiri untuk tetap sendiri hingga aku sarjana. Akupun tak ingin melanggar apa yang telah kuyakini. Aku ingin mendapat apa yang telah Dia janjikan, bahwa seorang yang menahan peasaannya hingga kematian datang maka ia akan mati syahid. Aku pun takut jika rasa ini bertepuk sebelah tangan dan aku akan benar-benar menyesal. Aku hanya ingin memiliki cinta pada lelaki yang tepat, yang terbaik menurutNya. Seseorang yang akan menjadi imam di keluarga kami nanti yang semoga juga kan tetap menjadi keluarga di surgaNya. Dan satu-satunya cara untuk mewujudkan itu adalah dengan pernikahan, yang kumau hanya sekali seumur hidup. Tapi itu mungkin baru akan dapat terwujud nanti, sekitar 4 tahun lagi. Ya Rabb, tolong hambaMu yang lemah dan nista ini..