Jumat, 23 Agustus 2013

Dari Rembulan ke Memori

rembulan sempurna purnama

semakin terang pantulkan gemilang surya

aku merindumu melebihi siang

dan terseok merangkak malam

jauh yang tak tampak dekat yang tak nyata

keheningan yang sering tercipta

yang dengan hanyut kunikmati

bani Adam dengan tatapan kilatnya




Malang, 20.08.2013
kala lantunan panggilan-Nya yang keempat di hari ini

Senin, 24 Desember 2012

My First Summit!

Saat bangun di pagi hari dan mendapati keadaan kamar yang sangat berbeda, aku masih merasa bahwa aku bermimpi, bahwa aku sedang berada di negeri orang, the United Kingdom! Aku bergegas menuju kamar mandi, bersiap sebelum melakukan pendakian pertamaku. hari itu Jumat, 16 November 2012. kami, para peserta Journey of Understanding yang diadakan oleh Encompass Trust, akan melakukan kegiatan all day outdoor activity. ada tiga pilihan, mendaki gunung, mengeksplor tambang, atau melakukan rock climbing. aku beserta ketiga teman lain dari Indonesia memilih untuk mendaki gunung, yang akhirnya kami ketahui bahwa gunung tersebut bernama Snowdonia. gunung tersebut merupakan yang tertinggi di Wales, meski hanya dengan ketinggian 1085 mdpl. setelah sarapan, kami membuat maan siang sekalian. seperti hari-hari sebelumnya, makan siang kami adalah sandwich. selanjutnya kami meletakkannya dalam tas. tak lupa kami membawa waterproof coat untuk mengantisipasi jika hujan turun. saat itu sedang musim gugur, jadi hawanya cukup dingin bagi orang Indonesia dan cuaca kurang menentu. kami lalu memakai sepatu boot yang dipinjami oleh pusat kegiatan. kami telah siap, baju berlapis-lapis, fleece ditambah jaket gunung, syal dan sarung tangan telah melekat di tubuh. sayangnya, sarung tanganku tertinggal saat memakai boot. tapi tak apa, I could overcome it. kami lalu diantar dengan van menuju Snowdonia dan sampai sekitar pukul 10.30 waktu setempat. kami sempatkan untuk berfoto sejenak. perjalanan meuju puncak dan kembali turun memakan waktu sekitar 6 jam. jalanan yang kami lewati cukup bagus dan selama pendakian kami berhenti sejenak untuk beristirahat beberapa kali. karena ini adalah oendakian pertamaku, aku agak kesulitan. kaki mulai lelah dan terasa lemas, tapi untungya ada seorang teman yang mengulurkan tangan untuk membantuku agar tetap bisa melau menuju puncak.
setelah berjuang, akhirnya kami sampai di puncak. kabut cukup tebal menyelimuti, tapi segera hilang beberapa saat setelahnya. meskipun akhirnya datang dan pergi lagi, silih berganti. pemandangan sangat indah dari atas sana dan lelah yang tadinya mengukung sudah tak terasa lagi. kami menyantap bekal yang kami bawa untuk mengisi kembali energi yang dibutuhkan untuk kembali turun. tak lupa, kami bernarsis ria disana.
setelah dirasa cukup, Dan sang instruktur mengajak kami untuk turun. kami melalui jalur yang berbeda dengan saat naik. kami melewati danau yang ada di gunung saat turun. di tengah perjalanan, tiba-tiba gerimis turun. aku segera memakai waterproof coat yang telah dipersiapkan. kaki terasa lelah, tapi kami tetap melaju. kami bercakap-cakap selama perjalanan, dan bernyanyi saat kembali. hati kami begitu senang meski badan sangat lelah. banyak pengalaman dan kenangan indah yang kudapat selama proses mendaki dan kembali utrun. betapa kecil manusia dan Maha Besar Tuhan, yang telah menciptakan alam yang begitu idah. betapa kita tak akan berhasil tanpa sokongan dari teman-teman dan orang terdekat kita. dan betapa proses menuju puncak keberhasilan itu sulit, namun saat kau telah meraihnya, terdapat kepuasan tersendiri atas usaha yang kau lakukan.

Senin, 25 Juni 2012

Your Gift

Aku heran, mengapa sekarang saat seorang teman berulang tahun, hampir selalu ada acara surprise yang biasanya sebuah tindakan jahil dengan melempar orang yang ulangtahun dengan air, tepung, bahkan telur. Well, aku pun tak tahu sejak kapan “tradisi” itu muncul dan siapa pencetusnya. Sebuah tradisi yang lebih parah dari jahil. Tidak menyenangkan malah. Parahnya lagi, “senjata” yang digunakan untuk melempar terkadang sangatlah menjijikkan, seperti air limbah dan telur busuk. Tak hanya berupa lemparan. Ada versi lain yaitu menceburkan orang yang sedang berulang tahun ke dalam kolam. Tapi jangan salah, karena kolam yang digunakan tak selamanya merupakan kolam renang dengan air yang biru bersih dengan cahaya yang memantul-mantul. Karena tak semua orang memiliki kolam renang di halaman rumahnya, atau tak semua orang merayakan ulang tahun di sebuah tempat yang memiliki kolam renang di dalamnya, kolam ikan dengan air hijau dan sangat keruh dan berbau amispun jadi. Hal tersebut notabene membuat “target” atau orang yang sedang berulang tahun mengalami hal yang sangat tiak mengenakkan, karena harus rela kotor dan bau yang tidak sedap dari senjata-senjata tersebut. Saat target sedang melintas menuju jalan pulang, misalnya, tentu orang-orang yang dilewati akan sangat terganggu dengan aroma amis atau busuk tersebut. Sebenarnya, apa sih tujuannya? Memberi kenangan yang tak akan terlupakan? Salah besar menurutku. Tak semua orang mengharapkan diperlakukan seperti itu di hari spesialnya. Jika para “tersangka” tersebut berdalih bahwa tidak perlu banyak biaya untuk itu, kurasa itu bukanlah jawaban yang begitu masuk akal. Oke, sekarang harga terus naik, termasuk untuk aksesoris yang biasa digunakan sebagai hadiah. Namun, bukankah masih banyak hal positif yang dapat dilakukan sebagai hadiah? Bukankah dengan menjadi teman yang baik dan selalu ada untuknya adalah lebih dari sekedar cukup daripada sebuah barang semahal apapun itu? Bukankah persahabatan, perswaudaraan, kasih sayang, dan perhatian tidak dapat dikonversikan dengan mata uang apapun? Jikalaupun ingin memberi sebuah benda yang bisa mengingatkannya akan dirimu, menurutku lebih baik memberinya benda yang berguna dan dia butuhkan. So, masih mau memberi “hadiah yang mengerikan” semacam itu pada teman dan orang-orang terdekatmu? I think you should think more than twice and I hope this would give you a little light to enlight you guys :)

Minggu, 24 Juni 2012

Entah

Entah karena apa aku memiliki rasa ini padanya, rasa yang aku sendiri pun tak tahu apakah itu kagum, suka, ataukah cinta. Aku tak tahu apakah aku hanya kagum padanya yang tanggap memberi solui dalam hampir setiap masalah yang kami terima di organisasi yang baru kuikuti itu. Dia bukanlah eorang yang teramat rupawan, biasa aja. Dia juga bukan eorang ikhwan eperti yang selama ini ku dambakan. Dia hanya seorang yang baru kukenal sekitar sebulan lalu. Tak lebih. Tapi mengapa aku senang saat berbicara dengannya yang menurutku dewasa dan bersosok seorang pemimpin yang spontan, tegas, tapi lembut. Aku takut rasa ini salah. Ingin aku berteriak dan menangis. Seandainya ada semacam media sosial atau perangkat lunak yang dapat langsung menghubungkanku dengan Tuhan sehingga aku dapat langsung bertanya dan Sang Maha Kuasa bisa langsung menjawab kegalauanku ini, aku tak akan bimbang seperti saat ini. Entah mengapa sering terbayang wajahnya saat aku memejamkan mata. Entah mengapa aku tiba-tiba teringat dan memikirkannya. Bahkan saat aku berdoa pada Sang Pemberi Cinta untuk menjodohkanku dengan orang yang terbaik menurutNya, bayangan wajahnya terlintas, jelas. Aku takut jatuh. Aku takut bersalah dan menyesal di akhir. Aku ingin menekan rasa ini dan menutupnya rapat-rapat, tapi sanggupkah aku? Aku telah berjanji pada orangtuaku dan diriku sendiri untuk tetap sendiri hingga aku sarjana. Akupun tak ingin melanggar apa yang telah kuyakini. Aku ingin mendapat apa yang telah Dia janjikan, bahwa seorang yang menahan peasaannya hingga kematian datang maka ia akan mati syahid. Aku pun takut jika rasa ini bertepuk sebelah tangan dan aku akan benar-benar menyesal. Aku hanya ingin memiliki cinta pada lelaki yang tepat, yang terbaik menurutNya. Seseorang yang akan menjadi imam di keluarga kami nanti yang semoga juga kan tetap menjadi keluarga di surgaNya. Dan satu-satunya cara untuk mewujudkan itu adalah dengan pernikahan, yang kumau hanya sekali seumur hidup. Tapi itu mungkin baru akan dapat terwujud nanti, sekitar 4 tahun lagi. Ya Rabb, tolong hambaMu yang lemah dan nista ini..

Jumat, 10 Desember 2010

Sesak

Sesak
yang terlalu mendera
tak mampu kuredam lagi
kini ku berontak
tak tahan
dengan rintihan hati
yang kian menjerit

Sesak
sesakku olehnya
kesewenangan dan keegoisan
tiada penghargaan, bahkan pengakuan sekalipun
atas apa yang telah ku lakukan
atas apa yang telah kuraih

Sesak
Sesak
Sesak
Sakit
Sakit
Sesak
dan Sakit

Senin, 06 Desember 2010

Menanti Hujan di Tengah Kemarau

Kunanti datangnya
Hujan di Tengah kemarau panjang
Sejuknya iringi nafasku
Hirup segarnya hawa kedamaian
Anginnya lembut menerpa dedaunan
Dai pohon-pohon keteguhan
yang kerontang

Tapi, adakah berbuah penantianku ini?
Menanti datangnya hujan di tengah kemarau
Bodohnya aku, menanti hal yang tak mungkin terjadi
ya, begitu adanya aku
Dungu..

Tapi ku yakin,
Suatu saat kan kudapati
Hujan di tengah kemarau
Basahi relung hati
yang kerontang

Minggu, 08 November 2009

Trip to Jamus

HAri ini Minggu, 8 November 2009. Akhirnya setelah lama gak travelling, tadi aku walking-walking bareng family, ke Jamus euy...

Hm.. pas uda sampai di sana ternyata pohon tehnya lagi dibonsai. Yah,, jadi kurang ijo deh keliatannya. ga pa-pa deh, yang penting bisa walking-walking,, haha

Setelah parkir mobil, kami menuju swimming pool xg airnya emang adhem pooul,, hha

Kedua adekKu n dua adek ponakanku langsung nyebur aja. Gak lupa Ayah nemenin adekQ xg kecil xg masih 3 taun. Aku, Ibu, Om Yanto, ma Hanan (adek ponakanku xg laen) gak ikut nyebur. Sebenernya kecewa sih, tapi apa daya. Kakiku masih sakit.

Daripada bengong, ku seduh 2 bungkus mie gelas (hm.. yummi). Abis tu ku makan deh. Enyak enyak enyak...

setelah kecapekan berenang, Yuma, Arrum, n Lutfi balik. Kasihan kasihan kasihan. Mereka pada katelen, kamsudnya menggigil. Ayah ma Galang-adekQ xg kecil-pun ikut nyusul. Tiba-tiba aku kepengen pentol xg dimakan ma Mbak-Mbak yang lagi maenan ayunan. "Buk, Ada uang seribu gak?", aku nanya sama Ibu. "Gak ada. Adanya 5 ribuan.", jawab ibu. "Ya udah. Sekalian semua aja dibeliin." Kuterima uang itu lalu aku membeli pentol dari balik bambu yang disusun seperti pintu jeruji penjara.

"Pak, pentole setunggal ewunan gangsal", kataku sambil memberi uang. Tak lama kemudian pesananku jadi. Kamipun makandengan lahap.

setelah yang renang udah selesai mandi, kamipun pulang.

CApek bgt,, tapi seru!!!